“Ketika Cinta Bertasbih….”

Mawarku2

Tersebutlah kisah seorang ibu yang hidup berdua dengan anak gadisnya di sebuah hutan yang jauh dari keramaian kota. Mereka hidup saling kasih mengasihi setiap hari, tidak ada yang bisa meninggalkan satu sama lain barang semenit saja. Karena-nya kemanapun mereka melangkah pasti seiring sejalan berdua dan berpegangan erat.

Si ibu mempunyai 2 orang anak yang sama-sama di kasihinya. Yang satu sudah hidup di kota bersama anak-anaknya. Sesekali mereka saling berkunjung untuk melepas rindu.

Suatu hari, datang seseorang ke pondok sang ibu dan mengabarkan jika anaknya yang dikota sakit dan ingin bertemu dengan ibu-nya. Disaat yang sama, adik si kakak tersebut yaitu anak bungsu-nya juga sedang sakit. Si ibu merasa bingung, mana yang harus di dahulukan. Di satu sisi dia jarang bertemu anak sulungnya, dan ketika sakit dia ingin sekali mendampingi, di satu sisi anak bungsu yang setiap hari bersama-nya juga sakit, dia juga tidak tega meninggalkan sendirian di rumah yang sepi.

Ibu tersebut bimbang dan sering merenung. Anak bungsu yang tahu ibunya bimbang langsung membesarkan hatinya,” Ibu, berangkatlah ke kota, temuin kakak, damping dia, Ibu. Aku sudah setiap hari bersama Ibu, aku pasti kuat menghadapi sakit ini sendiri, Ibu harus berjanji padaku untuk segera ke kota ya Bu, damping kakak, bahagiakan dia dan buatlah dia sembuh seperti sediakala.”

Ibu menangis da bersyukur, betapa dia sangat bahagia mempunyai anak-anak yang saling mengerti satu sama lain. Akhirnya si ibu pamit untuk berangkat. Si bungsu melepasnya dengan senyum supaya ibu-nya tenang dan berkata ,” Ibu janji ya, harus focus merawt kakak, mendampingi kakak, aku pasti baik-baik saja di sini. Jangan terus mengingatku bu, aku selalu berdoa untuk Ibu dan kesembuhan kakak, jangan khawatirkan aku.” Si Ibu mengangguk dan berkata,” Iya ibu janji nak” katanya sembari tersenyum haru

Merekapun berpelukan dan si Ibu berangkat ke kota. Keesokan hari-nya begitu si bungsu bangun, di depan pintu pondoknya ada secarik kertas, dia heran, siapa yang menaruh kertas di muka pondoknya, akhirnya dia baca kertas itu,” anakku, ibu sudah sampai di rumah kakakmu, kakak sudah mulai membaik, bagaimana keadaan kamu, sudah lebih sehat ? jaga kesehatan ya nak, jangan telat makan, jangan terlalu capek, setelah kakakmu sehat, ibu pasti akan kembali.” Si bungsu menangis terharu. Betapa ibu yang jauh disana masih mengingatnya setiap saat. Ya Alloh cinta yang benar-benar murni dari-MU sudah ENGKAU hembuskan di setiap nafas kami. Dan surat itupun ada setiap hari ketika si bungsu membuka pintu pondok. Namun si bungsu tidak tahu siapa yg sudah datang untuk mengirimnya, ibunya ataukah orang yang di suruhnya.

Beberapa hari kemudian, tibalah si ibu pulang, si bungsu menyambut dengan penuh suka cita. Dia kemudian mengajak ibu-nya duduk di depan pondok. Karena penasaran akan surat ibu, si bungsu bertanya,” ibu, bagaimana bisa ibu mengirimkan surat untuk ku setiap hari, sedang ibu sedang focus mengurus kakak ? Tanya-nya.

Ibu-nya tersenyum dan berkata,” Nak, kalian berdua adalah matahari ibu, nafas ibu, apapun bisa kita lakukan dengan cinta dan keikhlasan yang besar. Ibu menyuruh orang untuk mengantarkan surat itu setiap hari, sebagaimana ibu juga selalu menyuruh orang untuk mengantarkan surat untuk kakakmu di saat ibu sedang bersama-mu. Ibu sangat mencintai kalian berdua, tak ada satupun yang bisa menggantikan cinta ibu kepada kalian, jadi ibu pasti akan berbuat yang terbaik untuk kalian anak-anakku, nafas ibu yang menjadikan ibu selalu bersemangat menatap hari esok,” kata ibu-nya.

merpati

Si bungsu memeluk ibu-nya sambil meneteskan airmata, kemudian dia bertanya lagi,” Tapi kenapa ibu ingkar janji, bukankah saat mau berangkat….keika aku bilang ibu harus focus merawat kakak dan tidak mengingatku, ibu bilang kalo ibu berjanji,” Tanya si bungsu.

Ibunya tersenyum bijak,” nak, waktu ibu mengucap janji di depanmu….ibu bilang iya ibu berjanji, ibu menambahkan dalam hati kalo ibu berjanji untuk memberikan kasih yang sama kepada kalian berdua, jadi ibu tidaklah mengingkari janji ibu nak.” Katanya sambil tersebut.

Si Bungsu sangat terharu mendengar penjelasan ibu-nya. Betapa dia adalah sosok yang penuh cinta kasih kepada anak-anaknya, tidak sedikitpun hatinya berpaling untuk kami berdua. Terima kasih ya Alloh Cinta-MU sangat besar kepada kami. Semoga kami akan terus bersama seperti ini sampai akhir hayat kami, aamiin Yaa Rabb…..:)

(*Cinta kasih seorang ibu, seorang istri, seorang suami….adalah cinta kasih yang murni, yang lemah lembut, yang tulus ikhlas, tidak bisa untuk sejenak saja di tinggalkan walo  waktu menghalangi, walo jarak membentang luas….semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mencintai karena Alloh SWT…..aamiin yaa Rabb 🙂

rose

Leave a comment