Sekolah setinggi bintang untuk mendapat gelar Sarjana Kimia.
Kepala puyeng otak selalu manteng hanya untuk menghafal reaksi semata.
Lulus dengan nilai bagus supaya dapet kerja dengan mulus.
Dapet perusahaan bagus yang kata orang pasti gede fulus
Tak disangka, Setiap haripun masih berkutet dengan reaksi-reaksi kimia
Tangan rusak, paru-parupun terkontaminasi berbagai macam senyawa
Nyiptain banyak produk yang merajai dunia usaha
Tak ada satu orangpun yang tidak mengenal produk yang ku cipta
Tapi mengapa karirku begini-begini saja
Ini salah siapa sebenarnya ?
Apa harus mencari pengusaha yang masih punya hati dan jiwa
Supaya lebih di pandang dengan tidak sebelah mata
Atau kah lebih baik mencipta sendiri satu usaha
Duhai pengusaha,
Seberapa besar engkau menghargai seorang pembuat formula ?
(*Puisi ini di posting juga di rangkaian tulisan saya di http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/03/01/harga-seorang-pembuat-formula-539254.html)
Filed under: Uncategorized |
Leave a comment